Apakah anda mencari sesuatu?

Perlu Tidak Social Media Cek Sesuatu yang Dilakukan Saat Hire Kandidat?

April 22, 2025 at 3:04 pm
image
    • Faradila Utami
      Participant

      Piooner

      4 Requirements

      • Log in to website 10 times
      • Reply to a topic 3 times
      • Create a new topic 1 time
      • Watch any video 1 time (Optional)
      GamiPress Thumbnail
      Image 2 replies
      Image 22 views
        Up
        2
        ::

        Pernah denger nggak sih kalau HR atau user suka “stalking” kandidat di media sosial sebelum proses interview atau saat mau hiring?

        Saya aware dengan praktek ini sebenernya malah dari konten recruiter luar. Apakah di Indonesia hal ini sudah menjadi standard yang dilakukan yah?

        Kalau memang social media dicek,

        Apa tujuannya? Apakah ada nilai plus (personal branding) yang bisa ditemukan recruiter dari social media?

        Pertanyaan ini timbul dari rasa penasaran, dan agak sedikit berkaitan dengan thread yang aku buat sebelumnya (bisa dibaca : https://community.mekari.com/forums/topic/fenomena-oversharing-di-social-media-dan-perang-opini/), kita tahu bahwa social media itu berisi ekspresi seseorang dengan segala emosi dan kehidupanya. Bayangkan orang yang suka share opini di media sosial, yang mana itu hak mereka berekspresi, tenyata tidak sejalan ni dengan recruiter tertentu apakah secara individu ataupun secara organisasi.

        Padahal mungkin by merit skill nya qualified dengan apa yang dibutuhkan posisi itu. Mana yang didahulukan, Culture fit atau Skill to solve the problem?

        Social media platform nya banyak. Sudah berkembang dari tahun 2000an, ada yang masih aktif ada juga yang platform nya sudah ada. Katakanlah platform seperti X atau Instagram yang sudah lumayan lama ada. Kita bisa lho liat growth nya orang dari postingan nya saja. Apa yang di post tahun 2010 mungkin beda dengan yang di post baru-baru ini. Orang bertumbuh.

        Ini beneran penasaran yah. Untuk rekan-rekan yang sedang cari kerja bukan tentang harus sempurna di media sosial. Tapi tentang kesadaran bahwa apa yang kita bagikan hari ini, bisa dilihat siapa saja esok hari—termasuk calon atasan.

        Keep it authentic, but also aware. 🙏

      • Lia
        Participant

        Legend

        5 Requirements

        1. Log in to website 50 times
        2. Reply to a topic 50 times (Optional)
        3. Watch any video 10 times (Optional)
        4. Create a new topic 20 times
        5. Reply to a topic 10 times
        GamiPress Thumbnail
        Achievement ThumbnailAchievement Thumbnail
        Image 2 replies
        Image 22 views

          satu kata sis “Agreed” Keep it authentic, but also aware

        • Albert Yosua
          Participant

          Legend

          5 Requirements

          1. Log in to website 50 times
          2. Reply to a topic 50 times (Optional)
          3. Watch any video 10 times (Optional)
          4. Create a new topic 20 times
          5. Reply to a topic 10 times
          GamiPress Thumbnail
          Achievement Thumbnail
          Image 2 replies
          Image 22 views

            Topik yang sangat menarik, Mbak Faradila, dan memang semakin relevan di era digital ini. Saya pribadi melihat praktik “social media check” ini memang mulai banyak dilakukan, meskipun belum semua perusahaan menjadikannya standar formal dalam proses rekrutmen.

            Tujuannya bisa macam-macam—dari sekadar memastikan konsistensi antara persona profesional dan personal, hingga mencari sinyal red flags atau justru nilai tambah seperti inisiatif, kreativitas, atau cara berkomunikasi kandidat. Tapi memang di sinilah tantangannya: bagaimana membedakan ekspresi autentik seseorang di media sosial dengan asumsi sepihak yang bisa bias dan tidak adil.

            Poin soal “culture fit vs skill” juga penting. Idealnya sih dua-duanya jalan beriringan. Tapi kalau harus memilih, mungkin tergantung konteks peran dan organisasi—apakah mereka lebih butuh solusi instan atau pembangunan jangka panjang.

            Yang paling penting, menurut saya, tetap pada kesadaran bahwa media sosial adalah ruang publik. Kita tetap bisa jadi diri sendiri, tapi perlu bijak juga dengan jejak digital yang kita tinggalkan.

            Terima kasih sudah angkat topik ini, insightful banget! 🙏

        Viewing 2 reply threads
        • You must be logged in to reply to this topic.

        Peringkat Top Contributor

        1. #1
          WIDDY FERDIANSYAH
          Points: 463
        2. #2
          Linda Eliana
          Points: 122
        3. #3
          Faradila Utami
          Points: 98
        4. #4
          Paramita Anjelina
          Points: 87
        5. #5
          Lia
          Points: 60
        Image

        Bergabung & berbagi bersama kami

        Terhubung dan dapatkan berbagai insight dari pengusaha serta pekerja mandiri untuk perluas jaringan bisnis Anda!